berjalan sejauh-jauhnya darimu

"Aku siap menerimamu;
Baik burukmu.
Titip salam untuk semua yang telah meninggalkanmu.
Bilang pada mereka, terima kasih telah melepaskanmu.
Cara mereka pergi dan mengakhiri hubungan denganmu itu, ternyata menjadi awal langkahku terhenti dari segala pelarian panjangku."

kamu, dulu sekali

***

Berjalan sejauh-jauhnya darimu,
memikul-mikul rindu dalam ransel usang yang dulu pernah kau dekap.
Berniat melatih diri untuk membelakangi memori kebersamaan kita,
walau tetap saja melekat ikut denganku kemana-mana.

Dalam perjalananku,
Aku menyusuri ramai jejak suara yang bising di telinga namun sunyi di dada.

Kusaksikan jari-jari yang menggenggam benda tak bernyawa erat-erat,
seperti kita untuk satu sama lain.

debat pembeli dan penjual yang sama-sama keras kepala,
seperti kita untuk amarah yang tak perlu.

bau bumbu masakan yang berkali-kali dipanaskan karena tak kunjung laku
seperti kita yang bertahan hanya karena terlanjur lama bersama.

Juga seperti kita yang lelah menunggu,
berharap kedatangan tanya tentang apa yang masing-masing masih kita punya.

Seperti berdagang,
aku ingin cepat-cepat menjual rindu dengan tuntas tanpa perlu kembalian.

Kemudian kutemukan lengang namun sesak secara bersamaan.

Berjalan sejauh-jauhnya darimu.
Berharap berjarak dan menemukan yang baru.
Dan ternyata ini semua kesia-siaan.
Karena pada akhirnya,
aku tetap saja menemukanmu dimana-mana.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

dear mom

frasa dan lensa

home